Islamedia.co - Ditangkapnya MA (23) atas tuduhan mencemarkan nama baik Joko
Widodo (Jokowi) dan dijerat UU ITE lewat akun facebook mengejutkan
keluarga dan tetangga.
Selama ini Muhammad Arsyad dikenal sebagai sosok pemuda yang alim di lingkungannya. “Ia pendiam, alim juga,” salah seorang tetangga Arsyad, Indak (20).
Tokoh pemuda setempat juga mengenal Arsyad sebagai sosok yang rajin datang ke pengajian.”Dia ikut jamaah Nurul Musthofa,” papar Fahrurrohman (28).
Selain itu, Arsyad juga dinilai sebagai pemuda yang tidak banyak tingkah di kampungnya.”Makanya saya kaget juga pas dapat kabar ia ditahan gara-gara status FB,” lanjut Fahrur.
Sedangkan bagi keluarga, Arsyad adalah tulang punggung keluarga yang selama ini membantu menafkahi keluarganya dengan menjadi buruh disalah satu warung sate dekat rumahnya.
Ia anak tertua, jadi paling mengerti kondisi keluarga,” ujar Mursidah (47) Ibunda Arsyad di kediamannya, di Jalan Haji Jum RT9/RW1, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu, (29/10/2014).
Penghasilan suaminya sebagai buruh serabutan tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Sebab itu, Arsyad terkadang membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Salah satunya dengan bekerja sebagai tukang tusuk sate.
“Bapak kerjanya kadang mulung, kadang nguli,” lanjutnya.
Mursidah menuturkan, Arsyad berhenti sekolah demi membantu perekonomian keluarga. “SPPnya perbulan Rp 150 ribu, jadi tidak cukup buat dua orang” ujarnya.
Arsyad sempat mengeyam bangku SMA selama lima bulan. “Dia berhenti, dan bekerja sebagai tukang antar galon hingga akhirnya mendapat tawaran di warung sate di dekat rumah. Dibayarnya Rp 1,2 juta per bulan,” imbuh Mursidah.
Derita yang dialami Arsyad ternyata menarik simpati warga dunia maya, pengguna sosial media facebook yang tergabung dalam Jaringan Merah Putih membuka dompet donasi untuk membantu Arsyad dan keluarganya.
Nanik S Deyang selaku koordinator jaringan tersebut mengatakan melihat kondisi keluarga Arsyad yang sehari pendapatannya hanya 35 ribu/hari adalah tulang punggung keluarga, sehingga apabila Arsyad ditahan, maka adik-adiknya terancam akan putus sekolah, dan tentu saja sangat sulit untuk membiayai hidup sehari-hari, maka kami bersama teman-teman pengguna sosial media membuat gerakan untuk membantu meringankan beban penderitaan kelurga Arsyad.
"Salam Satu Hati untuk NKRI". ujar Nanik dilaman facebooknya.
Selama ini Muhammad Arsyad dikenal sebagai sosok pemuda yang alim di lingkungannya. “Ia pendiam, alim juga,” salah seorang tetangga Arsyad, Indak (20).
Tokoh pemuda setempat juga mengenal Arsyad sebagai sosok yang rajin datang ke pengajian.”Dia ikut jamaah Nurul Musthofa,” papar Fahrurrohman (28).
Selain itu, Arsyad juga dinilai sebagai pemuda yang tidak banyak tingkah di kampungnya.”Makanya saya kaget juga pas dapat kabar ia ditahan gara-gara status FB,” lanjut Fahrur.
Sedangkan bagi keluarga, Arsyad adalah tulang punggung keluarga yang selama ini membantu menafkahi keluarganya dengan menjadi buruh disalah satu warung sate dekat rumahnya.
Ia anak tertua, jadi paling mengerti kondisi keluarga,” ujar Mursidah (47) Ibunda Arsyad di kediamannya, di Jalan Haji Jum RT9/RW1, Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu, (29/10/2014).
Penghasilan suaminya sebagai buruh serabutan tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Sebab itu, Arsyad terkadang membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Salah satunya dengan bekerja sebagai tukang tusuk sate.
“Bapak kerjanya kadang mulung, kadang nguli,” lanjutnya.
Mursidah menuturkan, Arsyad berhenti sekolah demi membantu perekonomian keluarga. “SPPnya perbulan Rp 150 ribu, jadi tidak cukup buat dua orang” ujarnya.
Arsyad sempat mengeyam bangku SMA selama lima bulan. “Dia berhenti, dan bekerja sebagai tukang antar galon hingga akhirnya mendapat tawaran di warung sate di dekat rumah. Dibayarnya Rp 1,2 juta per bulan,” imbuh Mursidah.
Derita yang dialami Arsyad ternyata menarik simpati warga dunia maya, pengguna sosial media facebook yang tergabung dalam Jaringan Merah Putih membuka dompet donasi untuk membantu Arsyad dan keluarganya.
Nanik S Deyang selaku koordinator jaringan tersebut mengatakan melihat kondisi keluarga Arsyad yang sehari pendapatannya hanya 35 ribu/hari adalah tulang punggung keluarga, sehingga apabila Arsyad ditahan, maka adik-adiknya terancam akan putus sekolah, dan tentu saja sangat sulit untuk membiayai hidup sehari-hari, maka kami bersama teman-teman pengguna sosial media membuat gerakan untuk membantu meringankan beban penderitaan kelurga Arsyad.
"Salam Satu Hati untuk NKRI". ujar Nanik dilaman facebooknya.
0 komentar :
Posting Komentar