Islamedia.co - Ada dua hal yang menyebabkan seseorang menjadi sesat, bahkan murtad.
Yang pertama karena kebodohan. Akibatnya seseorang meyakini dan mengamalkan sesuatu berdasarkan prasangka belaka. Bisa juga seseorang berilmu, namun ilmunya nggrambyang [tidak jelas karena tidak diperoleh secara ta'shil] sehingga mudah termakan syubhat. Kesesatan karena hal ini identik dengan orang-orang Nasrani.
Sebab kedua karena lemahnya iman. Bisa jadi seseorang memiliki ilmu yang luas, namun imannya lemah, akibatnya tidak sanggup membendung arus syahwatnya. Syahwat di sini bisa berupa harta, kedudukan, wanita, dan segala sesuatu yang disenangi oleh hawa nafsu. Kesesatan karena pengaruh ini identik dengan orang-orang Yahudi.
Karena itu, ilmu yang bermanfaat dan iman yang kokoh adalah modal untuk selamat. Alloh Ta'ala memerintahkan kepada kita, bahkan kepada nabi-nabi kita, agar senantiasa meminta dua hal itu kepada-Nya. Memang, dua perkara tersebut hanyalah anugerah dari Alloh, yang diberikan hanya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dihasung juga untuk berlindung kepada Alloh dari dua pangkal kebinasaan, yaitu kebodohan dan lemahnya iman sebagaimana yang telah dialami oleh umat Yahudi dan Nasrani. Allah berfirman,
Syaikh Abdurrohman bin Nashir al-Sa'di berkata, “Yakni tunjukilah kami dan bimbinglah kami serta berikanlah taufiq kepada kami pada jalan yang lurus, yaitu jalan yang jelas yang bisa menyampaikan kepada Alloh dan surga-Nya. Jalan yang lurus tersebut adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Maka tunjukilah kami kepada jalan dan tunjukkanlah kami di dalam jalan tersebut. Maksud petunjuk kepada jalan adalah teguh di atas Islam, dan meninggalkan seluruh agama selain Islam. Sedangkan petunjuk di dalam jalan, maksudnya adalah petunjuk yang mencakup seluruh perincian ilmu di dalam Islam dan mengamalkannya. Hal ini merupakan doa yang paling mencakup terhadap semua kebaikan dan paling bermanfaat bagi seorang hamba. Oleh karena itu wajib bagi setiap muslim untuk berdoa dengannya di dalam setiap rekaat sholat, karena sangat butuhnya seorang muslim terhadap hidayah dari Alloh Ta'ala.
Jalan lurus tersebut adalah jalan orang-orang yang telah Alloh berikan nikmat kepada mereka yaitu para nabi, shidiqqin, syuhada, dan sholihin. Itu bukan jalan orang-orang yang dimurkai Alloh, yaitu orang yang mengetahui kebenaran kemudian meninggalkannya seperti orang-orang Yahudi dan yang semisal. Bukan pula jalan orang-orang yang sesat, yaitu orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan, layaknya orang-orang Nasrani dan yang semisal.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah memberikan penjelasan yang lebih gamblang tentang ayat di muka. Katanya, “Hidayah mengandung makna penjelasan dan petunjuk, juga ilham dan taufik. Seseorang baru bisa mendapatkan ilham dan taufiq setelah sebelumnya mendapatkan penjelasan dan petunjuk [kepada kebenaran]. Untuk mendapatkan penjelasan dan petunjuk tentang kebenaran hanya bisa didapatkan melalui penjelasan para rasul [atau orang-orang yang menyampaikan penjelasan para rasul]. Setelah seseorang bisa mendapatkan penjelasan dan petunjuk serta pengetahuan tentang kebenaran, barulah kemudian, jika Alloh menghendaki, dia akan mendapatkan hidayah taufiq. Yaitu berupa diciptakan iman oleh Alloh di dalam hatinya, mencintai kebenaran, menganggap baik kebenaran, mengutamakan kebenaran, dan ridho serta ingin mengamalkan kebenaran.
Keberuntungan hanya bisa diperoleh jika kita bisa mendapatkan seluruh bentuk hidayah, yaitu jika kita bisa mengenal kebenaran yang sebelumnya belum bisa diketahui, baik secara global atau terinci. Kemudian diberikannya ilham kepada kita untuk berkeinginan mengamalkan kebenaran secara lahir dan batin. Kemudian diciptakan kemampuan oleh Alloh bagi kita untuk bisa mengamalkan kebenaran itu baik berupa ucapan atau perbuatan. Lantas diberikannya kemudahan bagi kita untuk bisa terus-menerus dalam keadaan seperti itu, dan dikokohkannya iman kita sampai ajal menjemput kita. Dari sini bisa dipahami, betapa sangat mendesaknya kebutuhan seorang hamba untuk meminta kepada Alloh dengan doa ini, melebihi seluruh perkara-perkara mendesak lainnya. (Madarijus Salikin juz I hal. 15)
Syahr bin Husyab berkata, “Aku bertanya kepada Ummu Salamah, ‘Wahai Ummul Mukminin, apakah doa yang paling sering dilafalkan oleh Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam ketika berada di sisimu?' Ummu Salamah menjawab, ‘Doa yang paling sering diucapkan oleh Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam adalah
Aku (Ummu Salamah) bertanya, ‘Wahai Rosululloh kenapa engkau sering berdoa.
Aku (Ummu Salamah) bertanya, ‘Wahai Rosululloh kenapa engkau sering berdoa.
Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
‘Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun, melainkan hatinya pasti berada di antara dua jari dari jari-jari Alloh Ta'ala. Barangsiapa yang Alloh kehendaki tegak, maka hati itupun akan tegak, dan barangsiapa yang Alloh kehendaki hatinya melenceng, maka hati itu pun akan melenceng. (Disahihkan oleh Abdurrozzaq al-Mahdi)
Abu Musa al-Asy'ari ia berkata, “Bersabda Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam, Hati itu laksana sehelai bulu yang dibolak-balikkan oleh angin di tengah padang sahara.” (Hadits Ibnu Majah disahihkan oleh al-Albani).
Syaikh Sholih Al-Fauzan berkata, “Seseorang jangan sampai tertipu dengan ilmunya. Tidak layak dia mengatakan, ‘Aku telah mengetahui tauhid dan akidah, aku tidak berada di dalam bahaya. Perasaan aman seperti ini merupakan tipu daya setan. Seharusnya dia takut dari su'ul khotimah (akhir kehidupan yang buruk) dan kesesatan. Betapa banyak orang yang tadinya lurus kemudian menyimpang, terlebih pada saat gencar dan dahsyatnya fitnah-fitnah.
Seseorang yang paginya dalam keadaan muslim bisa jadi sorenya sudah kafir dan orang yang sorenya mukmin kemudian paginya kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan dunia. Sebagaimana telah diberitakan di dalam hadits sahih tentang hal itu. Di saat timbulnya fitnah-fitnah, seseorang hendaknya memohon kekokohan hati kepada Alloh Ta'ala. Bukan malah mengatakan, aku tidak berada dalam bahaya, karena aku berilmu dan menjalankan sholat. Baiklah, kamu berilmu dan menjalankan sholat, alhamdulillah, akan tetapi kamu berada dalam bahaya. Sehingga kamu harus merasa takut. Siapakah yang lebih utama, kamu ataukah Ibrohim...? Meskipun demikian, Nabi Ibrohim berdoa:
“…jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim:35)
Nabi Ibrohim khawatir dirinya terjerumus pada penyembahan berhala, padahal dia sendiri telah menghancurkan berhala dengan tangannya. Seseorang hendaknya senantiasa merasa takut terhadap Robbnya. Betapa banyak orang yang tadinya di atas petunjuk kemudian menjadi sesat! Orang yang tadinya lurus kemudian menyimpang! Orang yang tadinya muslim kemudian menjadi kafir dan murtad! Sebaliknya banyak pula orang yang tadinya sesat kemudian mendapatkan petunjuk, dan orang yang tadinya kafir lalu masuk Islam. Permasalahan hidayah berada di tangan Alloh Ta'ala. [Jami'u Syuruh al-Aqidah al-Thohawiyah juz II hal. 902]
Syaikh Sholih Alus Syaikh berkata, “Hati adalah anggota tubuh yang paling cepat berubah dan berbolak-balik.
Yang paling membuat setan bergembira adalah ketika hati seorang mukmin berubah. Karena, jika hati berubah, maka semua anggota tubuh ikut berubah. Sebagaimana sabda Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam,
“Ingatlah bahwa sesungguhnya di dalam tubuh terdapat sebongkah daging. Jika baik, akan baik pula tubuh tersebut, sebaliknya jika buruk akan buruk pula tubuh tersebut semuanya. Perhatikanlah, dia itu adalah hati.”
Penyebab rusaknya hati adalah syubhat dan syahwat. Manakala syubhat muncul di hati, kemudian mendekam di dalamnya, maka hati akan menjadi rusak. Adapun penyebab bercokolnya syubhat di dalam hati adalah kurangnya ilmu. Syubhat terbesar yang muncul di hati adalah syubhat di dalam permasalahan akidah. Oleh karena itu, para imam, ahli ilmu, dan orang-orang yang betul-betul menginginkan kebaikan bagi umat, baik bagi pemimpin dan kalangan awamnya, senantiasa menasehatkan agar ummat ini punya perhatian dalam perkara akidah dan tauhid.
Karena hati itu lemah, maka doa paling agung yang diajarkan oleh Robb kita adalah doa permohonan hidayah akan jalan yang lurus. Ini dibaca setiap rekaat sholat. Iyyakana Budu waiyyakanastain.
Yang dimaksud shirot di sini adalah Islam, iman, al-Quran, dan al-Sunnah. Keempat hal ini masing-masing mempunyai perincian yang berbeda-beda. Islam, sebagian berkaitan dengan hati dan sebagian lagi berkaitan dengan anggota tubuh dan perbuatan. Iman hanya berkaitan dengan hati. Sementara al-Quran dan al-Sunnah banyak mengandung nash yang berkaitan dengan tauhid dan perkara ghaib. Semua ini adalah merupakan akidah.
Dengan doa ini maknanya kita memohon kepada Alloh agar hati teguh di atas Islam dan iman serta akidah yang benar. Begitu sayangnya Alloh l kepada hamba-hamba-Nya, maka dijadikanlah ini sebagai doa dan permintaan yang pertama di dalam al-Quran, sekaligus sebagai doa pertama yang wajib dibaca di dalam sholat. Hati itu lemah dan mudah berbolak-balik, sehingga iman dan Islam pada diri seorang hamba pun mudah goyah dan berubah, kecuali jika diberi keteguhan oleh Alloh, Dzat yang menciptakan hati dan berkuasa membolak-balikkan hati.
[Jam'u Syuruh al-Aqidah al-Thohawiyyah hal. 1384 Juz II, dengan sedikit pengurangan dan penambahan]
Penyebab sesat atau bahkan murtad adalah karena seseorang tidak mampu membendung syubhat dan syahwat. Sebab ketidakmampuannya adalah karena tidak diberi hidayah oleh Alloh. Dengan kata lain, dia telah disesatkan oleh Alloh. Penyebab disesatkannya seorang hamba adalah perbuatan-perbuatan dosa yang telah diperbuatnya sendiri. Alloh menghukumnya di dunia dengan tidak memberinya hidayah. Alloh berfirman,
“…Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (Al-Shaf:5)
Dalam hal ini kiat selamat adalah dengan berusaha menuntut ilmu yang bermanfaat, utamanya tentang akidah dan tauhid. Bacaan surat al-Fatihah dan doa-doa yang lain diresapi betul. Berbagai bentuk perbuatan maksiat kepada Alloh juga harus dijauhi. Semoga Alloh memberikan hidayah dan keselamatan kepada kita di dunia dan di akhirat. Amin! Ya Robbal ‘Alamin!
Dalam hal ini kiat selamat adalah dengan berusaha menuntut ilmu yang bermanfaat, utamanya tentang akidah dan tauhid. Bacaan surat al-Fatihah dan doa-doa yang lain diresapi betul. Berbagai bentuk perbuatan maksiat kepada Alloh juga harus dijauhi. Semoga Alloh memberikan hidayah dan keselamatan kepada kita di dunia dan di akhirat. Amin! Ya Robbal ‘Alamin!
“Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.”
[Majalah FATAWA Vol. IV No 12 Tahun 2008]
http://www.islamedia.co/2014/12/kiat-terhindar-dari-subhat-dan-syahwat.html
0 komentar :
Posting Komentar